Pria berkemeja batik itu tampak menaiki tangga dengan tas
gembloknya. I Made Wiryawan namanya, langsung membukakan pintu salah satu lab
komputer di Universitas Gunadarma dan ia pun menyambut Techno Okezone dengan
senyum khasnya.
Bagi
Anda yang memang berkecimpung di dunia IT mungkin tak asing dengan sosok pria
berkumis ini. Made begitu ia kerap disapa, bisa dibilang sebagai salah satu
tokoh Linux Indonesia.
Kecintaannya
terhadap dunia komputer memang tak bisa diragukan lagi, pria kelahiran 24
November 1966 ini bahkan mengenyam pendidikan S1 dengan dua jurusan yang
berbeda, Teknik Fisika Universitas Indonesia dan Teknik Komputer Universitas
Gunadarma.
Namanya
harum berkat konsistensinya mengembangkan dunia IT Tanah Air Khususnya untuk
Linux. Kecintaannya dengan Linux sendiri berawal ketika meneruskan studi S2 di
Universiras Edith Cowan , Perth, Australia.
Ia
bercerita, pada awal kuliah di Negeri Kanguru itu sempat menggunakan beberapa
piranti lunak (software) berlinsensi. "Di Australia harus beli software
yang asli dan harganya lumayan mahal. Awal pakai Linux juga sempat
bingung," ceritanya. Sempat bingung dengan Linux ia pun mencari sejumlah
referensi untuk memperdalam ilmunya.
Suami
dari Ernianti Hasibuan ini melanjutkan studi doktoral di RVS Arbeitsgruppe
Universitat Bielefeld Jerman di bawah bimbingan Prof. Peter B Ladkin PhD. Ia
pun memiliki cerita tersendiri ketika melanjutkan kuliahnya di negeri kanselir itu.
"Di
Jerman saya beruntung, bisa buat sistem dengan beberapa disiplin ilmu, aspek
sosiologi psikologi IT, kalo di Indonesia mana mungkin itu berjalan,"
tuturnya.
Lama
berkecimpung di dunia IT Tanah Air pria anak satu ini pun memiliki tanggapan
bahwa mayoritas ahli IT terlalu teknis. Sehingga banyak, jagoan IT yang tidak
bisa menggunakan ilmunya untuk menyelesaikan masalah yang ada.
"Ahli
IT kita bagus, tapi kebanyakan terlalu teknis. Jarang orang komputer yang juga
membahas bidang lain non-komputer, padahal semua ada masalahnya,"
simpulnya.
Selain
mengajar di Universitas Gunadarma serta sibuk dengan sejumlah acara IT, ia pun
menulis sejumlah buku. Bahkan pria yang cukup humoris ini mengaku, tidak
mendapatkan keuntungan satu rupiah pun dari sejumlah tulisannya.
"Ada
beberapa buku yang saya sendiri tidak tahu jadi buku, judulnya kalo nggak salah
'Sekolah ke Jerman Cara Orang Lugu'. Buku sudah dipakai orang dan memberi
manfaat, biarkan aja," sebutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar