Jumat, 15 November 2013

I Made Wiryana



Pria berkemeja batik itu tampak menaiki tangga dengan tas gembloknya. I Made Wiryawan namanya, langsung membukakan pintu salah satu lab komputer di Universitas Gunadarma dan ia pun menyambut Techno Okezone dengan senyum khasnya.

Bagi Anda yang memang berkecimpung di dunia IT mungkin tak asing dengan sosok pria berkumis ini. Made begitu ia kerap disapa, bisa dibilang sebagai salah satu tokoh Linux Indonesia. 

Kecintaannya terhadap dunia komputer memang tak bisa diragukan lagi, pria kelahiran 24 November 1966 ini bahkan mengenyam pendidikan S1 dengan dua jurusan yang berbeda, Teknik Fisika Universitas Indonesia dan Teknik Komputer Universitas Gunadarma. 
Namanya harum berkat konsistensinya mengembangkan dunia IT Tanah Air Khususnya untuk Linux. Kecintaannya dengan Linux sendiri berawal ketika meneruskan studi S2 di Universiras Edith Cowan , Perth, Australia.  

Ia bercerita, pada awal kuliah di Negeri Kanguru itu sempat menggunakan beberapa piranti lunak (software) berlinsensi. "Di Australia harus beli software yang asli dan harganya lumayan mahal. Awal pakai Linux juga sempat bingung," ceritanya. Sempat bingung dengan Linux ia pun mencari sejumlah referensi untuk memperdalam ilmunya. 

Suami dari Ernianti Hasibuan ini melanjutkan studi doktoral di RVS Arbeitsgruppe Universitat Bielefeld Jerman di bawah bimbingan Prof. Peter B Ladkin PhD. Ia pun memiliki cerita tersendiri ketika melanjutkan kuliahnya di negeri kanselir itu. 

"Di Jerman saya beruntung, bisa buat sistem dengan beberapa disiplin ilmu, aspek sosiologi psikologi IT, kalo di Indonesia mana mungkin itu berjalan," tuturnya.
Lama berkecimpung di dunia IT Tanah Air pria anak satu ini pun memiliki tanggapan bahwa mayoritas ahli IT terlalu teknis. Sehingga banyak, jagoan IT yang tidak bisa menggunakan ilmunya untuk menyelesaikan masalah yang ada. 

"Ahli IT kita bagus, tapi kebanyakan terlalu teknis. Jarang orang komputer yang juga membahas bidang lain non-komputer, padahal semua ada masalahnya," simpulnya. 
Selain mengajar di Universitas Gunadarma serta sibuk dengan sejumlah acara IT, ia pun menulis sejumlah buku. Bahkan pria yang cukup humoris ini mengaku, tidak mendapatkan keuntungan satu rupiah pun dari sejumlah tulisannya. 

"Ada beberapa buku yang saya sendiri tidak tahu jadi buku, judulnya kalo nggak salah 'Sekolah ke Jerman Cara Orang Lugu'. Buku sudah dipakai orang dan memberi manfaat, biarkan aja," sebutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar