Sebagai suatu istilah dalam penalaran,
deduktif / deduksi adalah merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang
bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi
baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Dalam penalaran deduktif, penulis tidak
perlu mengumpulkan fakta-fakta, yang perlu baginya adalah suatu proposisi umum
dan suatu proposisi yang mengidentifikasi suatu peristiwa khusus yang bertalian
dengan suatu proposisi umum tadi.
Dalam deduktif uraian mengenai proses
berpikir antara lain :
Silogisme Kategorial
Secara khusus silogisme kategorial
dapat dibatasi sebagai suatu argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian
yang terdiri dari tiga proposisi katergorial, yang disusun sedemikian rupa
sehingga ada tiga term yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu dan tiap term
muncul dalam dua proposisi.
Contoh :
- Semua buruh adalah manusia pekerja.
- Semua tukang batu adalah buruh.
- Jadi, semua tukang batu adalah manusia pekerja.
Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis atau silogisme
pengandaian adalah semacam pola penalaran deduktif yang mengandung
hipotese. Silogisme hipotetis bertolak dari suatu pendirian, bahwa ada
kemungkinan apa yang disebut dalam proposisi itu tidak ada atau tidak terjadi.
Premis mayornya mengandung pernyataan yang bersifat hipotesis. Oleh karena sebab
itu rumus proposisi mayor dari silogisme ini adalah:
Jika P, maka Q
Contoh :
Premis mayor : Jika tidak turun hujan,
maka panen akan gagal.
Premis minor : Hujan tidak turun.
Konklusi :
Sebab itu panen akan gagal.
Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif biasa disebut juga
silogisme disjungtif, silogisme ini dinamakan demikian karena proposisi
mayornya merupakan sebuah proposisi yang mengandung kemungkinan-kemungkinan
atau pilihan-pilihan. Sebaliknya porposisi minornya adalah proposisi kategorial
yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya.
Contoh :
Premis mayor : Ayah ada dikantor
atau dirumah
Premis minor : Ayah ada dikantor
Konklusi
: Sebab itu, ayah tidak ada dirumah.
Atau
Premis mayor : Ayah ada dikantor
atau dirumah
Premis minor : Ayah tidak ada
dikantor
Konklusi
: Sebab itu, ayah ada dirumah.
Entimem
Silogisme sebagai suatu cara untuk
menyatakan pikiran tampaknya bersifat artifisial. Dalam kehidupan sehari-hari
biasanya silogisme itu muncul hanya dengan dua proposisi, salah satunya
dihilangkan. Walaupun dihilangkan, proposisi itu tetap dianggap ada dalam
pikiran, dan dianggap diketahui pula oleh orang lain. Bentuk semacam ini
dinamakan entimem yang berarti ‘simpan dalam ingatan’ dalam bahasa
yunani. Dalam tulisan-tulisan bentuk inilah yang dipergunakan, dan bukan bentuk
yang formal seperti silogisme.
Contoh :
Premis
mayor : Siapa
saja yang dipilih mengikuti pertandingan Thomas Cup adalah Seorang pemain
kawakan.
Premis
minor : Rudy
Hartono terpilih untuk mengikuti pertandingan Thomas Cup.
Konklusi
: Sebab
itu Rudy Hartono adalah seorang pemain (bulu tangkis) kawakan.
Entimem
: Rudy hartono adalah seorang pemain bulu tangkis kawakan, karena terpilih
untuk mengikuti pertandingan Thomas Cup
Referensi :
Keraf Gorys, Argumentasi dan
Narasi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia, 1989.
Aadanwde, ‘Berfikir Induktif dan Deduktif’ Gorys keraf. (Online). (http://aadanwde.wordpress.com/2012/04/21/berfikir-induktif-dan-deduktif-gorys-keraf/, diakses tanggal 21 Maret 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar