Wacana Ilmiah atau disebut
juga karya Ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis
berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Adapun
pengertian lain tentang karya ilmiah dimana dikatakan bahwa karya ilmiah
(scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan
hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau
sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati
oleh masyarakat keilmuan.
Contoh wacana ilmiah :
Koran digital
Koran digital (e-paper) termasuk ke dalam media yang dimengerti
sebagai sarana komunikasi seperti pers, media, media penyiaran (broadcasting)
dan sinema yang merujuk pada berbagai institusi atau bisnis yang berkomunikasi
dengan para pembaca.
Koran digital ini merupakan
koran yang dapat diakses melalui media elektronik seperti komputer atau mobile
handphone. Karena perkembangan teknologi, koran yang tadinya berbentuk cetak
surat kabar kini tak lagi berbentuk fisik melainkan berbentuk digital atau
elektronik. Dalam hal inilah koran mengalami proses digitalisasi dan sudah
banyak media massa yang mengembangkan teknologi koran digital ini dan membuat bentuk
online dari koran cetak.
Koran digital berisi
pesan-pesan atau berita untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai hal
aktual atau yang baru saja terjadi. Prinsipnya sama seperti media cetak namun
dikategorikan ke dalam media elektronik karena proses bekerjanya berdasar pada
prinsip elektronik dan eletromagnetis. Contoh dari media elektronik antara lain
televisi, radio, internet). Edisi online dari sebuah koran ini memiliki
reputasi yang tak kalah dengan koran edisi cetak karena berbagai macam user
dapat mengakses koran digital ini dan semakin banyaknya pemasang iklan yang
terdapat di website.
Sejarah
Koran digital berkembang
pesat sejalan dengan berkembangnya internet yang mulai dipopulerkan pada tahun
1982. Koran digital muncul sebagai bentuk perkembangan teknologi komunikasi dan
sekaligus menjawab kebutuhan konsumen yang membutuhkan persebaran informasi
yang cepat, mudah, dan instan.
Salah satu koran nasional
yang mempelopori berkembangnya koran digital ini adalah koran Kontan yang mulai
membuat koran dalam bentuk digital pada 2 Juli 2008 silam. Hari berikutnya,
giliran Kompas membuat koran digital Kompas. Dua koran nasional lain yang
menjadi pelopor digital adalah harian Republika dan Tempo.
Alasan-alasan mengapa muncul
koran digital
Berpeluang menjangkau pangsa
pasar yang lebih luas. Dalam hal ini, koran digital memudahkan para pembacanya
untuk mengakses dimanapun dan kapanpun serta semua orang dapat mengaksesnya
secara bebas.
Adanya fasilitas hyperlink
yang memungkinkan satu koran menggabungkan kekayaan informasinya sendiri dengan
informasi-informasi lain dalam internet sehingga informasi yang didapat dari
koran digital menjadi semakin lengkap dan aktual.
Adanya kemampuan multimedia
seperti menampilkan grafik, bunyi, dan video klip dalam dokumen digital secara
terpadu dan sinkron yang memungkinkan koran-koran di masa datang akan lebih
hidup seperti halnya radio dan televisi.
Koran Digital sebagai New
Media
Metamorfosa media cetak
menjadi koran digital membuka peluang dunia baru dalam bisnis online yang
disebut dengan New Media atau media baru. Media baru yang dimaksud meliputi
berita online, blog, podcast, streaming video, dan social network atau jejaring
sosial. Kehadiran koran digital ini mengadopsi segala bentuk dari media baru
ini.
Koran digital hadir dalam berbagai bentuk yang antara lain dalam bentuk web, RSS(web feed), dan saat ini yang semakin berkembang adalah bentuk mobile phone dimana koran digital dapat diakses melalui ponsel yang dilengkapi fasilitas 3G dan internet serta konten yang bisa diunduh setiap saat.
Koran digital hadir dalam berbagai bentuk yang antara lain dalam bentuk web, RSS(web feed), dan saat ini yang semakin berkembang adalah bentuk mobile phone dimana koran digital dapat diakses melalui ponsel yang dilengkapi fasilitas 3G dan internet serta konten yang bisa diunduh setiap saat.
Wacana Semi Ilmiah
Contoh Wacana Semi Ilmiah :
KELAPARAN
JADI PERHATIAN SERIUS
Indeks Kelaparan Dunia (GHI) tahun
2008 menunjukkan bahwa kelaparan masih merupakan perhatian serius di dunia dan
terjadi perkembangan lambat dalam mengurangi keamanan pangan. Negara yang
memiliki nilai GHI tertinggi kebanyakan berada di wilayah Sub-Saharan Africa
dan Asia Selatan. Negara di daftar paling bawah meliputi Republik Demokrasi
Kongo, Eritrea, Burundi, Republik Niger, dan Sierra Leone. Hal ini merupakan
beberapa penemuan yang tertuang dalam “The Challenge of Hunger 2008: Global
Hunger Index” yang dipublikasikan oleh Welthungerhilfe, International Food
Policy Research Institute (IFPRI), dan Concern Worldwide. Klaus von Grebmer dan
rekannya menyimpulkan bahwa pemecahan krisis pangan tersebut akan memerlukan
beberapa inisiatif seperti bantuan pangan lebih bagi masyarakat miskin,
investasi lebih
besar dalam bidang pertanian, dan batasan untuk menenangkan pasar pangan
global.
Wacana Non Ilmiah
Wacana
non ilmiah
adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Ciri-ciri wacana non ilmiah:
- Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
- Fakta yang disimpulkan subyektif,
- Gaya bahasa konotatif dan populer,
- Tidak memuat hipotesis,
- Penyajian dibarengi dengan sejarah,
- Bersifat imajinatif,
- Situasi didramatisir, dan
- Bersifat persuasif.
Contoh Wacana non ilmiah
adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman. Seperti berikut ini, kutipan
novel Edensor :
“Aku ingin mendaki puncak
tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda marabahaya, dan memecahkan
misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun
bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku
mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain
seperti benturan molekul uranium: Meletup tidak terduga-duga, menyerap,
mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar ke arah yang
mengejutkan.”
“Aku ingin ke tempat-tempat
yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana,
menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang
dan gurun-gurun, ingin melepuh terbakar matahari, limbung dihantam angin, dan
menciut dicengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan
penaklukan. Aku ingin hidup! Ingin merasakan sari pati hidup!”
Sumber :
- http://generasikertasmaya.blogspot.com/2010/11/pengertian-wacana-ilmiah-karya-ilmiah.html
- http://muthiah-muthiah.blogspot.com/2010/10/wacana-semi-ilmiah.html
- http://faisal69-bhuleisme.blogspot.com/2010/10/wacana-non-ilmiah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar